Luka ini masih menganga
seperti ketika kau torehkan dulu
Luka ini masih terasa perihnya
seperti ketika kau hunuskan pisau diatasnya
Luka ini terus saja mengeluarkan darah
meski aku tlah berulangkali mengusapnya
Luka ini masih saja membuatku mengucurkan airmata
meski tlah letih hati ini karnanya
Luka ini...
entah sampai kapan kan berbekas dalam hatiku
28 Januari 2009
26 Januari 2009
LELAH
Lelah hatiku
menanti cintamu
lelah jiwaku
menanti hadirmu
lelah pikiranku
mencari tahu keberadaanmu
tapi selalu aku terbentur waktu
Lelah bibirku
memanggil namamu
lelah pelupuk mataku
menangisi kepergianmu
lelah tanganku mengguncang tubuhmu
namun kau tak jua bangun dari tidur panjangmu
Inikah yang kau sebut terlalu mencintaiku ?
kau tinggalkan aku dalam diam membisu
inikah arti kesetiaanmu ?
tak berbagi cinta dengan selain diriku
andai saja aku mampu merubah waktu
kan kubangunkan kau dari tidur panjangmu
agar aku tak merasa lelah karna kehilanganmu
aku lelah...
menanti cintamu
lelah jiwaku
menanti hadirmu
lelah pikiranku
mencari tahu keberadaanmu
tapi selalu aku terbentur waktu
Lelah bibirku
memanggil namamu
lelah pelupuk mataku
menangisi kepergianmu
lelah tanganku mengguncang tubuhmu
namun kau tak jua bangun dari tidur panjangmu
Inikah yang kau sebut terlalu mencintaiku ?
kau tinggalkan aku dalam diam membisu
inikah arti kesetiaanmu ?
tak berbagi cinta dengan selain diriku
andai saja aku mampu merubah waktu
kan kubangunkan kau dari tidur panjangmu
agar aku tak merasa lelah karna kehilanganmu
aku lelah...
MAAF
" Aku mencintaimu ",
begitu katamu waktu itu
aku diam terpaku, tak mampu tersenyum
atau menganggukkan kepalaku
" tidakkah kau menyadarinya selama ini? ",
lanjutmu melihatku diam membisu
kutundukkan wajahku
tak mampu kutatap sorot matamu
" padahal dulu kau berjanji takkan pernah meninggalkan aku ",
kini aku menangis tersedu
airmata yang selama ini kutahan
kesedihan yang selama ini kusembunyikan
akhirnya tumpah dihadapanmu
" maafkan aku..."
cuma itu yang terucap dari bibirku
" aku milik sahabatmu ", lanjutku setelah hilang sedihku
lalu kau pun berlalu dari hidupku
begitu katamu waktu itu
aku diam terpaku, tak mampu tersenyum
atau menganggukkan kepalaku
" tidakkah kau menyadarinya selama ini? ",
lanjutmu melihatku diam membisu
kutundukkan wajahku
tak mampu kutatap sorot matamu
" padahal dulu kau berjanji takkan pernah meninggalkan aku ",
kini aku menangis tersedu
airmata yang selama ini kutahan
kesedihan yang selama ini kusembunyikan
akhirnya tumpah dihadapanmu
" maafkan aku..."
cuma itu yang terucap dari bibirku
" aku milik sahabatmu ", lanjutku setelah hilang sedihku
lalu kau pun berlalu dari hidupku
BUNDA
Bunda,
entah tlah berapa malam
kau lalui untuk menjagaku
entah tlah berapa masa
kau lewati guna melihatku bertumbuh
tapi kau tak pernah mengeluh
Bunda,
tak terhitung banyaknya waktu kau lalui
guna menemaniku belajar bicara
tak terkira banyaknya peluh dari dahimu
demi melihatku bisa bernyanyi
namun tak sedikitpun penat tergambar diwajahmu
Bunda,
meski emas permata tak mampu menebus semua jasamu
meski gunung es tak dapat membayar budimu
tapi disetiap tarikan nafasku
disetiap malam dalam doa-doaku
aku berharap engkau selalu tersenyum
aku berdoa engkau selalu kuat dalam menjalani
sisa hidupmu
meski aku tak mampu menghapus sisa airmatamu
Bunda,
aku mencintaimu
entah tlah berapa malam
kau lalui untuk menjagaku
entah tlah berapa masa
kau lewati guna melihatku bertumbuh
tapi kau tak pernah mengeluh
Bunda,
tak terhitung banyaknya waktu kau lalui
guna menemaniku belajar bicara
tak terkira banyaknya peluh dari dahimu
demi melihatku bisa bernyanyi
namun tak sedikitpun penat tergambar diwajahmu
Bunda,
meski emas permata tak mampu menebus semua jasamu
meski gunung es tak dapat membayar budimu
tapi disetiap tarikan nafasku
disetiap malam dalam doa-doaku
aku berharap engkau selalu tersenyum
aku berdoa engkau selalu kuat dalam menjalani
sisa hidupmu
meski aku tak mampu menghapus sisa airmatamu
Bunda,
aku mencintaimu
Langganan:
Postingan (Atom)